Hindari Kesalahan Umum Ini Saat Membeli Kavling di Perumahan
Membangun rumah impian di atas lahan milik sendiri adalah dambaan banyak orang. Membeli tanah kavling menjadi langkah awal yang paling krusial.
Namun, proses yang tampak sederhana ini ternyata menyimpan banyak jebakan yang bisa mengubah impian menjadi mimpi buruk finansial. Banyak pembeli pemula, karena terburu-buru atau minim informasi, akhirnya terjebak dalam masalah yang seharusnya bisa dihindari.
Agar perjalanan Anda dalam mewujudkan hunian idaman
berjalan mulus, kenali beberapa kesalahan fatal yang sering terjadi saat membeli
kavling di perumahan.
1. Mengabaikan Status Legalitas dan
Sertifikat Tanah
Ini adalah kesalahan paling
fundamental dengan risiko tertinggi. Tergiur harga murah sering kali membuat
orang melupakan aspek terpenting: keamanan hukum.
Asal Percaya pada Selembar Kertas
Banyak yang mengira semua surat tanah itu sama. Padahal, kekuatan hukumnya sangat berbeda. Sertifikat Hak Milik (SHM) adalah bukti kepemilikan paling kuat dan sah di mata hukum.
Hindari kavling yang hanya memiliki bukti Girik, Letter C, atau bahkan hanya
Akta Jual Beli (AJB) tanpa ada proses peningkatan ke SHM.
Dokumen-dokumen tersebut bukan bukti
kepemilikan, melainkan hanya bukti peralihan hak atau catatan pajak zaman dulu
yang prosesnya masih panjang untuk menjadi SHM.
Tidak Melakukan Pengecekan Mandiri
Meskipun pengembang atau penjual sudah menunjukkan sertifikat, jangan langsung percaya. Langkah wajib yang tak boleh dilewatkan adalah melakukan pengecekan langsung ke kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) setempat.
Proses ini akan memastikan bahwa
sertifikat tersebut asli, tidak sedang dalam sengketa, tidak dijaminkan ke
bank, dan sesuai dengan data fisik di lapangan.
2. Tergiur Label "Lokasi
Strategis" Tanpa Riset
Semua penjual pasti akan mengatakan
lokasinya strategis. Namun, "strategis" versi penjual belum tentu
sesuai dengan kebutuhan Anda.
Akses Jalan dan Fasilitas Bukan
Nomor Dua
Sebuah lokasi mungkin dekat dengan
jalan tol, tetapi jika akses jalan dari jalan utama menuju kavling itu sendiri
sempit, rusak, atau belum ada, ini akan menjadi masalah besar. Bayangkan betapa
sulitnya material bangunan masuk saat proses konstruksi nanti.
Pastikan Anda memeriksa secara
langsung:
- Lebar akses jalan: Apakah dua mobil bisa
berpapasan dengan mudah?
- Ketersediaan utilitas: Apakah jaringan listrik, air
bersih, dan internet sudah tersedia di area tersebut?
- Fasilitas umum terdekat: Seberapa jauh jaraknya ke
sekolah, rumah sakit, pasar, atau tempat ibadah?
Mengabaikan Potensi Masalah
Lingkungan
Riset mendalam juga berarti mencari
tahu tentang kondisi lingkungan sekitar. Apakah area tersebut rawan banjir saat
musim hujan? Apakah lokasinya berdekatan dengan area industri yang berpotensi
menimbulkan polusi udara atau suara?
Menanyakan hal ini kepada warga
sekitar bisa memberikan gambaran yang lebih jujur daripada hanya mengandalkan
brosur.
Baca Juga: Tips dan Strategi Membeli Tanah Kavling di Perumahan
3. Tidak Menghitung Biaya Tambahan
di Luar Harga Beli
Kesalahan umum lainnya adalah menganggap
harga yang tertera di brosur merupakan harga final. Kenyataannya, ada
serangkaian biaya tambahan yang jumlahnya bisa sangat signifikan dan
harus Anda siapkan.
Membeli tanah kavling bukan
sekadar membayar harga per meternya. Anggaran Anda harus mencakup:
- Pajak:
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) untuk pembeli dan PPh
untuk penjual.
- Biaya Notaris/PPAT: Jasa pembuatan Akta Jual
Beli (AJB) dan proses balik nama sertifikat.
- Biaya Pengecekan Sertifikat dan Peningkatan Hak.
- Izin Mendirikan Bangunan (IMB): Biaya ini wajib diurus sebelum
Anda mulai membangun.
Jika semua biaya ini tidak
dimasukkan ke dalam anggaran awal, rencana pembangunan rumah Anda bisa tertunda
atau bahkan terhenti di tengah jalan.
4. Asal Pilih Pengembang Tanpa Cek
Rekam Jejak
Saat membeli kavling dari sebuah
perumahan, Anda tidak hanya membeli tanah, tetapi juga membeli kepercayaan dari
pengembangnya. Developer terpercaya adalah jaminan keamanan investasi
Anda.
Cari tahu rekam jejak pengembang
tersebut. Apakah mereka pernah memiliki proyek sebelumnya? Kunjungi proyek lama
mereka dan lihat bagaimana kondisinya. Cari ulasan atau testimoni
dari pembeli sebelumnya. Pengembang dengan reputasi buruk sering kali
bermasalah dalam hal serah terima sertifikat yang lambat atau fasilitas umum
yang tidak kunjung dibangun sesuai janji.
Jadilah Pembeli yang Cermat
Membeli tanah kavling adalah
sebuah langkah besar yang menjadi fondasi masa depan Anda. Jangan biarkan
proses ini dirusak oleh ketergesa-gesaan dan kurangnya ketelitian.
Dengan memeriksa legalitas secara
mendalam, melakukan riset lokasi yang komprehensif, menganggarkan biaya
tersembunyi, dan memilih developer yang tepat, Anda tidak hanya membeli
sebidang tanah, tetapi juga membeli ketenangan pikiran. Jadilah pembeli yang
cerdas untuk kelancaran investasi properti Anda.
Penulis: R.A Keisya (ksy)
No comments:
Post a Comment