10 Langkah Krusial Membeli Properti Investasi Pertama Anda
Memiliki niat berinvestasi properti adalah langkah awal
yang hebat. Namun, mengubah niat tersebut menjadi aset nyata yang menguntungkan
membutuhkan perencanaan dan eksekusi yang cermat. Bagi Anda, investor pemula,
milenial, dan keluarga yang ingin membangun aset jangka panjang, kebingungan
adalah hal yang wajar.
Jangan khawatir. Gunakan daftar periksa ini sebagai
panduan langkah demi langkah untuk menavigasi proses pembelian properti
investasi pertama Anda dengan percaya diri dan aman.
Baca juga: Panduan Investasi Properti 2025 untuk Pemula dan Milenial
Fondasi Kokoh: Tahap
Perencanaan yang Matang (Langkah 1-3)
Fase awal ini menentukan 80% keberhasilan investasi
AnPrda. Kesalahan dalam tahap perencanaan bisa berakibat fatal di kemudian hari.
Langkah 1: Menghitung
Kemampuan Finansial secara Jujur
Langkah pertama bukanlah mencari properti, melainkan
melihat ke dalam kantong Anda sendiri. Kemampuan finansial bukan hanya soal
Dana Uang Muka (DP). Anda juga harus memperhitungkan biaya-biaya tersembunyi
yang sering dilupakan, seperti:
- Pajak
Pembeli (BPHTB)
- Biaya
notaris untuk pengurusan Akta Jual Beli (AJB)
- Biaya
administrasi dan provisi jika menggunakan KPR bank
- Biaya
asuransi dan potensi renovasi minor.
Memahami gambaran biaya total akan menghindarkan Anda
dari masalah cash flow di tengah jalan.
Langkah 2: Menentukan
Strategi Investasi (Beli-Sewa vs. Beli-Jual)
Apa tujuan utama Anda? Jawaban ini akan menentukan tipe
properti yang Anda cari.
- Beli-Sewa
(Mencari Cash Flow): Anda ingin
mendapatkan pendapatan pasif bulanan. Fokuslah pada properti yang diminati
penyewa, seperti rumah tapak di dekat kawasan industri, apartemen dekat
universitas atau pusat bisnis.
- Beli-Jual
(Mencari Capital Gain): Anda bertujuan
menjual kembali properti di masa depan dengan harga lebih tinggi. Carilah
properti di area berkembang, dekat dengan rencana pembangunan
infrastruktur (misalnya, tol atau stasiun MRT baru).
Langkah 3: Riset Lokasi
Mendalam
"Lokasi, lokasi, lokasi" bukan sekadar mantra
usang. Lakukan riset pasar properti yang komprehensif. Periksa
aksesibilitas transportasi umum, fasilitas publik (sekolah, rumah sakit,
pasar), tingkat keamanan lingkungan, dan potensi pengembangan wilayah di masa
depan. Jangan hanya mengandalkan brosur; kunjungi lokasi pada waktu yang berbeda
(pagi, sore, akhir pekan) untuk merasakan suasana sebenarnya.
Uji Tuntas: Tahap
Verifikasi Kunci (Langkah 4-6)
Setelah menemukan kandidat properti, saatnya melakukan
verifikasi mendalam. Di sinilah ketelitian Anda diuji untuk menghindari
penyesalan.
Langkah 4: Memilih Agen
Properti Terpercaya
Bagi pemula, agen properti yang baik adalah mitra
strategis. Pilih agen yang memiliki lisensi, rekam jejak yang baik, dan
benar-benar mendengarkan kebutuhan Anda, bukan hanya mendorong penjualan.
Mereka bisa memberikan wawasan pasar dan membantu proses negosiasi.
Langkah 5: Due
Diligence Legalitas Dokumen
Ini adalah langkah paling krusial. Jangan pernah
melakukan transaksi sebelum legalitasnya jelas. Pastikan properti memiliki
dokumen asli yang sah, seperti:
- Sertifikat
Tanah (SHM atau HGB)
- Izin
Mendirikan Bangunan (IMB) atau Persetujuan
Bangunan Gedung (PBG)
- Bukti
pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) terakhir.
Untuk memastikan keaslian sertifikat, lakukan
pengecekan langsung ke kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) setempat.
Langkah 6: Inspeksi
Kondisi Fisik Bangunan
Ajak ahli bangunan jika perlu. Periksa dengan teliti
kondisi struktur pondasi, dinding (apakah ada retak), atap (potensi bocor),
kualitas air, serta sistem kelistrikan dan sanitasi. Biaya perbaikan
tersembunyi bisa sangat besar, jadi pastikan Anda tahu persis kondisi properti
yang akan dibeli, baik itu properti seken maupun rumah baru.
Menuju Garis Finis:
Tahap Transaksi dan Serah Terima (Langkah 7-10)
Jika semua verifikasi lolos, Anda sudah hampir sampai.
Fase ini melibatkan proses hukum dan finansial hingga properti resmi menjadi
milik Anda.
Langkah 7: Negosiasi
Harga yang Cerdas
Gunakan hasil riset lokasi dan inspeksi fisik sebagai
dasar negosiasi Anda. Tawar harga secara wajar berdasarkan harga pasar dan
kondisi properti. Tunjukkan temuan minus dari hasil inspeksi sebagai argumen
untuk mendapatkan harga yang lebih baik.
Langkah 8: Proses
Pengajuan KPR (Jika Menggunakan)
Jika Anda membeli dengan skema kredit, segera ajukan
KPR ke beberapa bank untuk membandingkan suku bunga dan penawaran terbaik. Bank
akan melakukan proses verifikasi data (BI Checking/SLIK) dan penilaian properti
(appraisal) sebelum menyetujui pinjaman Anda.
Langkah 9:
Penandatanganan AJB di Hadapan PPAT
Setelah KPR disetujui dan kesepakatan harga tercapai,
proses jual beli akan diresmikan melalui penandatanganan Akta Jual Beli
(AJB). Proses ini wajib dilakukan di hadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah
(PPAT) yang berwenang. Di sinilah pelunasan dan peralihan hak secara hukum
terjadi.
Langkah 10: Serah
Terima Kunci dan Aset
Langkah terakhir adalah serah terima fisik properti.
Buatlah Berita Acara Serah Terima (BAST) yang mencatat semua aset yang
diserahkan, kondisi properti saat itu, serta pencatatan angka meteran listrik
dan air. Pastikan Anda menerima semua kunci dan dokumen asli yang diperlukan.
Selamat, Anda selangkah lebih dekat menjadi
investor property
Penulis: Shelia Wardatul Jannah ( lia )
No comments:
Post a Comment