Elemen Utama yang Dipelajari di Jurusan Desain Interior
Kediri Properti - Mungkin banyak yang mengira jurusan Desain Interior hanya tentang memilih perabotan yang bagus atau warna cat yang serasi. Padahal, lebih dari itu, jurusan ini adalah ilmu yang mempelajari bagaimana setiap elemen di dalam ruangan bekerja sama untuk menciptakan suasana dan fungsi tertentu.
![]() |
Sumber Gambar: Ilustrasi AI |
Di balik sebuah
ruangan yang nyaman dan estetik, ada pemahaman mendalam tentang elemen-elemen
dasar yang menjadi pondasi utama.
Mengupas Tuntas Elemen Dasar Desain
Sebagai calon
desainer, kamu akan diajarkan untuk memahami dan menguasai elemen-elemen ini.
Mereka adalah "abjad" yang akan kamu gunakan untuk menulis cerita di
setiap ruang yang kamu rancang.
Baca Juga: Jurusan Desain Interior di Kampus Beserta Panduan untuk Mahasiswa Baru
1. Warna: Bukan Sekadar Pigmen
Di jurusan
Desain Interior, kamu akan belajar bahwa warna memiliki kekuatan
psikologis yang luar biasa. Warna bisa membuat sebuah ruang terasa lebih besar,
lebih hangat, atau bahkan lebih tenang. Kamu akan diajarkan teori warna,
bagaimana memadukan warna-warna yang berbeda, dan bagaimana skema warna bisa
memengaruhi suasana hati penghuni. Misalnya, warna-warna cerah sering digunakan
untuk kafe atau ruang anak-anak untuk membangkitkan energi, sementara warna
netral seperti krem atau abu-abu cocok untuk ruang kerja agar lebih fokus.
2. Bentuk dan Garis: Struktur Ruang
yang Dinamis
Setiap benda di dalam ruangan memiliki bentuk. Dari garis lurus pada dinding hingga bentuk melengkung pada kursi, semuanya punya arti. Kamu akan belajar bagaimana bentuk dan garis bisa mengarahkan pandangan, menciptakan kesan ruang yang dinamis, atau bahkan memberikan ilusi tertentu. Proyek-proyek mahasiswa seringkali melibatkan eksplorasi bentuk, seperti mendesain rak buku dengan bentuk unik atau menata furnitur untuk menciptakan alur pergerakan yang lancar di dalam ruangan.
.webp)
Sumber Gambar: Ilustrasi AI
.webp)
3. Tekstur: Sentuhan yang Hidupkan Ruangan
Tekstur adalah elemen yang
sering terlupakan, padahal punya peran besar. Tekstur adalah sensasi visual dan
sentuhan dari sebuah permukaan. Bayangkan bagaimana rasanya memegang kain
beludru yang lembut, atau menyentuh dinding batu bata yang kasar. Di kampus,
kamu akan belajar cara mengombinasikan tekstur yang berbeda—seperti memadukan
sofa kulit yang halus dengan karpet wol yang tebal—untuk memberikan kedalaman
dan karakter pada sebuah ruangan.
4. Material: Bahan Baku Keindahan
Elemen ini
berkaitan erat dengan tekstur. Pemilihan material akan menentukan
bagaimana sebuah ruangan terasa. Kamu akan dikenalkan pada berbagai macam
bahan, mulai dari kayu, kaca, batu alam, hingga material daur ulang. Setiap
material punya karakteristiknya sendiri. Penggunaan material yang tepat
tidak hanya memengaruhi estetika, tetapi juga daya tahan dan keberlanjutan
sebuah desain. Sebagai contoh, penggunaan kayu akan memberikan kesan hangat dan
alami, sementara penggunaan beton ekspos memberikan kesan modern dan
industrial.
5. Pencahayaan: Jiwa dari Sebuah
Ruangan
Tanpa pencahayaan yang tepat, semua elemen lain akan terasa mati. Kamu akan belajar tentang jenis-jenis pencahayaan—alami dan buatan—serta bagaimana memanfaatkannya. Pencahayaan bisa digunakan untuk menyoroti karya seni, membuat ruangan terlihat lebih luas, atau menciptakan suasana yang intim dan nyaman. Mahasiswa biasanya melakukan studi pencahayaan mendalam untuk setiap proyek, menentukan titik lampu, intensitas, dan bahkan suhu warna cahaya yang paling cocok.
![]() |
Sumber Gambar: Ilustrasi AI |
Mengombinasikan Elemen dalam Proyek
Nyata
Memahami
elemen-elemen ini saja tidak cukup. Tantangan sebenarnya adalah bagaimana mengombinasikan
elemen-elemen tersebut secara harmonis dalam sebuah proyek. Di kelas, kamu
akan sering mendapatkan tugas untuk mendesain ruang tertentu, seperti ruang
tamu, kafe, atau bahkan pameran seni.
Tugas-tugas ini
tidak hanya menuntut kreativitas, tapi juga pemahaman teknis. Kamu akan belajar
penerapan elemen melalui tugas maket dan software desain. Tugas maket
akan mengasah kemampuanmu dalam memvisualisasikan ide secara tiga dimensi dan
memahami skala.
Di sisi lain, software
desain akan membantumu menciptakan representasi yang lebih realistis,
memungkinkanmu untuk bereksperimen dengan berbagai kombinasi warna dan material
tanpa harus mengeluarkan biaya.
Sebagai contoh, untuk proyek mahasiswa mendesain kafe, kamu akan memikirkan: skema warna yang membangkitkan selera, tekstur meja kayu yang hangat, material dinding yang mudah dibersihkan, dan pencahayaan yang menciptakan suasana santai. Setiap detailnya dipikirkan matang-matang agar sesuai dengan fungsi dan konsepnya.
Dengan menguasai
elemen-elemen dasar ini, seorang desainer bisa mengubah ruangan kosong menjadi
ruang yang penuh makna. Jurusan Desain Interior membekali mahasiswanya
dengan "senjata" yang diperlukan untuk menciptakan ruang yang tidak
hanya indah secara visual, tetapi juga nyaman dan fungsional. Ini adalah
fondasi kuat yang akan membawamu ke jenjang karier yang cemerlang.
Penulis: Mirna Agustin (MRA)
No comments:
Post a Comment