Prinsip Desain Interior yang Menjadi Dasar Pembelajaran di Kampus
Kediri Properti - Saat melihat sebuah ruangan yang nyaman dan memukau, seringkali kita hanya fokus pada keindahan visualnya. Padahal, di balik semua itu, ada serangkaian aturan tak kasat mata yang menjadi fondasi utamanya.
![]() |
Sumber Gambar: Ilustrasi AI |
Di jurusan Desain Interior, para mahasiswa tidak hanya diajarkan untuk merangkai
elemen-elemen seperti warna dan tekstur, tetapi juga memahami prinsip-prinsip
yang mengatur hubungan antar elemen tersebut. Prinsip-prinsip ini adalah kompas
yang akan memandu setiap desainer untuk menciptakan ruang yang tidak hanya
indah, tapi juga fungsional dan memiliki alur yang tepat.
Prinsip Inti yang Wajib Dikuasai
Mempelajari prinsipdesain interior adalah langkah awal untuk menghindari kesalahan umum
desain interior. Berikut adalah beberapa prinsip utama yang akan menjadi
makanan sehari-hari di bangku kuliah.
Baca Juga: Elemen Utama yang Dipelajari di Jurusan Desain Interior
1. Keseimbangan (Balance): Kunci
Keselarasan
Prinsip
keseimbangan interior
adalah tentang menciptakan harmoni visual. Ada tiga jenis keseimbangan yang
akan kamu pelajari:
- Keseimbangan Simetris: Ini adalah
bentuk keseimbangan yang paling formal. Contohnya adalah meletakkan dua
buah sofa yang identik di sisi kiri dan kanan meja kopi. Kesannya rapi,
formal, dan teratur.
- Keseimbangan Asimetris: Ini adalah
keseimbangan yang lebih dinamis dan modern. Elemen-elemen yang berbeda
disatukan untuk menciptakan kesetaraan visual. Misalnya, menempatkan satu
sofa besar di satu sisi, dan di sisi lain, menempatkan dua kursi kecil
yang bobot visualnya seimbang dengan sofa. Ini adalah perpaduan simetri
dan asimetri desain yang paling menarik.
- Keseimbangan Radial: Ini adalah
keseimbangan yang berpusat pada satu titik, seperti meja makan bundar
dengan kursi-kursi yang mengelilinginya.
2. Proporsi dan Skala: Mengatur
Ukuran
Proporsi dan skala
ruangan
seringkali dianggap sama, padahal keduanya berbeda. Proporsi berkaitan dengan
hubungan ukuran antar benda, sementara skala berkaitan dengan perbandingan
ukuran benda dengan ruang atau ukuran tubuh manusia.
Di kampus, kamu akan belajar bagaimana memilih perabotan yang tidak terlalu besar atau terlalu kecil untuk sebuah ruangan. Misalnya, menempatkan lampu gantung raksasa di ruang tamu yang mungil adalah kesalahan umum desain interior yang akan kamu hindari.
![]() |
Sumber Gambar: Ilustrasi AI |
3. Ritme: Gerak Mata yang Teratur
Prinsip ritme adalah tentang
bagaimana mata bergerak melalui sebuah ruangan. Hal ini bisa dicapai dengan
pengulangan, progresi, atau transisi.
- Pengulangan: Contohnya
adalah mengulang warna, bentuk, atau pola di berbagai area ruangan.
- Progresi: Ini adalah
transisi dari satu ukuran ke ukuran lain, seperti menata lilin dengan
ketinggian yang berbeda di atas meja.
- Transisi: Ini adalah
tentang pergerakan mata yang mengalir. Contohnya adalah menggunakan garis
melengkung pada perabotan atau dinding yang memandu mata dari satu area ke
area lain.
4. Harmoni: Tujuan Akhir dari Sebuah
Desain
Prinsip harmoni adalah hasil akhir
dari semua prinsip lain. Harmoni adalah saat semua elemen dan prinsip bekerja
sama untuk menciptakan sebuah kesatuan yang utuh dan menyenangkan.
Ini adalah tentang
menciptakan ruang yang tidak terasa "kosong" atau "terlalu
penuh," di mana setiap benda memiliki tempatnya sendiri dan terasa benar.
Mengajarkan Prinsip Melalui Praktik
Nyata
Di kampus,
prinsip-prinsip ini tidak hanya diajarkan di kelas. Mahasiswa akan dilatih
melalui simulasi dan praktik untuk menguasai setiap prinsip.
Salah satu contoh tugas yang sering diberikan
adalah menata ruang apartemen kecil dengan prinsip proporsi. Tugas ini
menantang mahasiswa untuk berpikir kreatif.
Mereka harus memilih furnitur yang ukurannya pas, menatanya agar tidak terasa sempit, dan memastikan setiap sudut dimanfaatkan dengan baik.
![]() |
Sumber Gambar: Ilustrasi AI |
Mereka juga akan
ditugaskan untuk membuat maket, gambar teknis, dan rendering 3D. Proses ini
mengajarkan mereka bagaimana prinsip-prinsip abstrak bisa diterjemahkan menjadi
bentuk konkret.
Misalnya, membuat
denah yang simetris atau menempatkan benda dengan skala yang tepat di dalam
maket.
Pentingnya Prinsip Sebelum Masuk
Dunia Profesional
Menguasai
prinsip-prinsip ini sebelum masuk ke dunia kerja adalah hal yang sangat
krusial. Seorang desainer yang memahami prinsip tidak hanya akan membuat
ruangan terlihat cantik, tetapi juga logis.
Mereka akan mampu menjelaskan alasan di balik setiap keputusan desain, dari pemilihan warna hingga penempatan furnitur. Prinsip ini adalah fondasi profesionalisme. Mereka membedakan antara sekadar "menghias" dan "mendesain".
Dengan pemahaman
yang kuat tentang prinsip, para lulusan Desain Interior siap menghadapi
berbagai tantangan, mulai dari proyek residensial hingga komersial. Ini akan
membantu mereka menciptakan ruang yang tidak hanya memukau, tapi juga membuat
penghuninya merasa nyaman.
Penulis: Mirna Agustin (MRA)
No comments:
Post a Comment