Perbedaan Investasi Tanah Kosong dan Tanah Bangunan Mana yang Lebih Menguntungkan?
Dalam dunia properti, tanah adalah aset yang tidak tergantikan. Nilainya cenderung naik dari waktu ke waktu dan menjadi pilihan favorit bagi banyak investor di Indonesia, termasuk di Kediri yang kini tumbuh pesat secara ekonomi dan infrastruktur.
Namun, sering muncul pertanyaan
penting: lebih baik berinvestasi di tanah kosong atau tanah yang sudah ada
bangunannya?
Keduanya punya karakter, keuntungan, dan risiko berbeda. Memahami perbedaan ini
bisa membantu kamu memilih jenis investasi yang paling sesuai dengan tujuan
finansialmu.
1.
Pengertian Dasar: Tanah Kosong vs Tanah Bangunan
Sebelum masuk ke strategi, mari
pahami dulu apa yang dimaksud keduanya.
Tanah Kosong
Tanah kosong adalah lahan tanpa
bangunan permanen di atasnya. Umumnya digunakan untuk investasi jangka panjang,
pembangunan rumah pribadi, atau proyek masa depan.
Tanah Bangunan
Sebaliknya, tanah bangunan
adalah lahan yang sudah memiliki konstruksi di atasnya bisa berupa rumah, ruko,
atau gedung kecil. Jenis ini cocok untuk investor yang ingin mendapatkan
pendapatan pasif lebih cepat melalui sewa.
Baca Juga: Panduan Lengkap Investasi Properti untuk Pemula di Kota Kediri
2.
Perbedaan Utama dalam Nilai dan Potensi Keuntungan
a. Nilai Investasi
Tanah kosong memiliki harga
lebih rendah per meter persegi dibanding tanah bangunan. Namun, nilainya bisa
melonjak signifikan ketika area tersebut mulai berkembang.
Sedangkan tanah bangunan
memiliki nilai awal yang lebih tinggi karena mencakup harga lahan dan struktur
fisik. Meski begitu, kenaikan nilainya tidak selalu secepat tanah kosong karena
faktor usia dan kondisi bangunan.
b. Potensi
Penghasilan
Tanah bangunan unggul dalam hal cash flow. Kamu bisa menyewakannya langsung untuk tempat tinggal atau usaha. Sementara tanah kosong cenderung menghasilkan keuntungan hanya ketika dijual kembali.
3.
Biaya Perawatan dan Pajak
Salah satu perbedaan besar ada
pada biaya tambahan.
Tanah kosong nyaris tidak memerlukan biaya perawatan, cukup dijaga agar tidak
ditumbuhi semak atau diserobot pihak lain. Pajaknya pun lebih ringan.
Sebaliknya, tanah bangunan
butuh biaya perawatan rutin, terutama jika disewakan. Cat ulang,
perbaikan, atau renovasi menjadi pengeluaran yang harus diperhitungkan.
Pajaknya juga lebih tinggi karena mencakup bangunan di atas lahan tersebut.
4.
Risiko Investasi
Setiap investasi punya risiko
tersendiri.
- Tanah Kosong: Risiko utama adalah menunggu terlalu lama sebelum nilai naik.
Selain itu, keamanan lahan juga harus dijaga agar tidak disalahgunakan
pihak lain.
- Tanah Bangunan: Risiko utamanya ada pada kerusakan fisik bangunan dan kemungkinan
penyewa tidak menjaga properti dengan baik.
Maka penting untuk memiliki strategi pengelolaan dan pemeliharaan yang tepat agar aset tetap bernilai tinggi.
5.
Legalitas dan Dokumen Kepemilikan
Baik tanah kosong maupun tanah
bangunan wajib memiliki dokumen resmi seperti sertifikat hak milik (SHM)
atau sertifikat hak guna bangunan (HGB).
Namun, untuk tanah bangunan, kamu juga perlu memastikan izin mendirikan
bangunan (IMB) atau PBG sudah lengkap agar tidak bermasalah di kemudian
hari.
6.
Strategi Memilih yang Tepat untuk Investasi
Menentukan pilihan terbaik
tergantung pada tujuan finansial, modal, dan waktu investasi.
- Jika kamu mencari kenaikan nilai jangka
panjang, pilih tanah kosong di area berkembang seperti Kediri Barat
atau Pare.
- Jika kamu ingin penghasilan cepat, pilih
tanah bangunan di lokasi strategis seperti dekat kampus atau pusat
perdagangan.
Bisa juga memadukan keduanya: membeli tanah kosong sekarang untuk dibangun rumah kontrakan beberapa tahun ke depan strategi ganda yang banyak digunakan investor cerdas.
Baik tanah kosong maupun
tanah bangunan sama-sama menjanjikan, tergantung dari cara kamu
mengelolanya.
Tanah kosong memberikan fleksibilitas dan potensi kenaikan harga tinggi,
sedangkan tanah bangunan menawarkan penghasilan rutin dan nilai langsung.
Untuk investor pemula, mulailah
dari skala kecil, pelajari pasar, dan fokus pada lokasi dengan prospek
pertumbuhan nyata. Karena pada akhirnya, bukan hanya apa yang kamu beli,
tapi di mana kamu membelinya yang menentukan kesuksesan investasi
properti.
Penulis: Kanisia Emanuela Bantaika
No comments:
Post a Comment