Strategi Membeli Tanah di Kawasan Berkembang
Kawasan berkembang selalu menjadi magnet bagi para investor tanah.
Pertumbuhan infrastruktur, akses jalan, dan fasilitas publik yang terus
meningkat membuat harga tanah di wilayah seperti ini cepat naik dan
menjanjikan keuntungan besar.
Namun, membeli tanah di kawasan
berkembang juga butuh strategi. Tanpa riset dan perhitungan matang, kamu bisa
saja salah memilih lokasi yang ternyata tidak berkembang seperti prediksi.
Berikut panduan dan strategi
cerdas membeli tanah di kawasan berkembang, agar setiap rupiah yang kamu
tanam benar-benar tumbuh menjadi keuntungan jangka panjang.
1.
Pahami Arti Kawasan Berkembang
Sebelum membeli, penting untuk
memahami apa yang dimaksud kawasan berkembang.
Kawasan berkembang adalah daerah yang sedang mengalami peningkatan aktivitas
ekonomi, infrastruktur, dan hunian. Biasanya, lokasi seperti ini mulai dilirik
karena dekat dengan pusat kota atau proyek pemerintah besar seperti jalan
tol, bandara, dan kawasan industri.
2.
Lakukan Analisis Infrastruktur Sekitar
Salah satu indikator paling
kuat dari kawasan berkembang adalah pembangunan infrastruktur.
Perhatikan proyek-proyek besar seperti jalan raya baru, transportasi umum,
sekolah, dan pusat perbelanjaan.
Semakin banyak fasilitas publik
dibangun, semakin tinggi minat masyarakat untuk tinggal di area tersebut. Hal
ini otomatis akan mendorong kenaikan harga tanah.
Kamu bisa mencari informasi
melalui rencana RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) di kantor pemerintahan
daerah atau sumber berita lokal.
Ingat, investor yang sukses adalah mereka yang melihat peluang lebih cepat
dari orang lain.
Baca Juga: Cara Menilai Harga Tanah di Kawasan Berkembang di Kota Kediri
3.
Prioritaskan Akses dan Mobilitas
Tanah di kawasan berkembang
harus memiliki akses mudah ke jalan utama atau transportasi publik.
Jangan tergiur harga murah di lokasi yang sulit dijangkau, karena faktor
mobilitas menjadi penentu utama dalam pertumbuhan nilai properti.
Jika lokasi bisa diakses dengan
kendaraan umum, dekat pintu tol, atau berada di jalur alternatif menuju kota
besar, maka peluang kenaikan harga sangat tinggi.
4.
Beli Saat Harga Masih “Dingin”
Kunci sukses investasi tanah di
kawasan berkembang adalah membeli sebelum daerah itu benar-benar ramai.
Ketika proyek infrastruktur baru diumumkan, harga tanah biasanya mulai naik.
Tapi, ketika proyek sudah selesai dan kawasan jadi populer, potensi keuntungan
justru mulai menurun.
Oleh karena itu, cobalah
membeli tanah di awal masa pengembangan, bukan setelah harga melonjak.
Langkah ini dikenal dengan istilah “early stage investing”, di mana
investor membeli tanah sebelum booming agar mendapatkan margin keuntungan
maksimal.
5.
Perhatikan Arah Pertumbuhan Kota
Setiap kota memiliki arah
pertumbuhan alami yang ditentukan oleh rencana tata ruang dan kondisi
geografis.
Misalnya, jika pembangunan lebih fokus ke barat karena adanya jalan tol baru,
maka membeli tanah di wilayah barat kota akan lebih menguntungkan.
Pelajari juga pola migrasi
penduduk dan ekspansi kawasan hunian baru.
Biasanya, developer besar juga ikut berperan dalam membentuk arah pertumbuhan
kota. Ketika ada proyek perumahan atau pusat komersial besar, itu tanda kuat
bahwa kawasan tersebut akan berkembang pesat.
6.
Jangan Abaikan Legalitas Tanah
Berapapun potensinya, jangan
pernah membeli tanah tanpa memastikan legalitasnya.
Pastikan tanah memiliki Sertifikat Hak Milik (SHM) dan bukan tanah
sengketa.
Periksa batas tanah dan kesesuaian data fisik dengan peta BPN agar tidak
bermasalah di kemudian hari.
Untuk kawasan berkembang,
risiko sengketa sering muncul karena nilai tanah naik cepat dan banyak pihak
mengklaim kepemilikan. Jadi, pastikan dokumenmu kuat sejak awal.
7.
Lihat Aktivitas Ekonomi dan Sosial di Sekitar
Kawasan yang sedang berkembang
biasanya menunjukkan peningkatan aktivitas ekonomi.
Misalnya, munculnya toko, kafe, rumah kontrakan, hingga proyek perumahan baru.
Aktivitas sosial seperti pembangunan tempat ibadah atau sekolah juga menandakan
area itu mulai hidup.
Semakin ramai aktivitas
ekonomi, semakin cepat harga tanah naik.
Jadi, sebelum membeli, observasi langsung suasana lingkungan sekitar.
Lihat apakah area tersebut mulai ramai dan banyak proyek pembangunan baru.
8.
Hindari Spekulasi Berlebihan
Spekulasi sering jadi jebakan
berbahaya dalam investasi tanah.
Banyak orang membeli tanah hanya karena “katanya akan ada jalan tol” tanpa
memastikan kebenarannya.
Akibatnya, dana besar terjebak di lokasi yang ternyata tidak berkembang.
Gunakan data, bukan asumsi.
Cari bukti rencana pembangunan dari sumber resmi, dan bandingkan harga pasar di
wilayah sekitar sebelum memutuskan membeli.
9.
Siapkan Strategi Kelanjutan
Setelah membeli tanah, tentukan
strategi jangka panjang: apakah akan dijual kembali, disewakan, atau dibangun
properti di atasnya.
Memiliki rencana lanjutan membuat investasimu lebih terarah dan
produktif.
Tanah di kawasan berkembang
sangat ideal untuk dijadikan rumah kontrakan, kos, atau bahkan lahan usaha.
Jika kamu hanya menyimpannya tanpa pengelolaan, potensi keuntungan bisa
berkurang.
Membeli tanah di kawasan
berkembang memang peluang besar, tapi harus dilakukan dengan perhitungan dan
strategi.
Pahami arah pertumbuhan kota, cek legalitas, perhatikan infrastruktur, dan
hindari spekulasi.
Dengan pendekatan yang tepat,
kamu bukan hanya membeli sebidang lahan, tapi juga menanam masa depan yang
nilainya terus bertumbuh.
Karena dalam investasi tanah, bukan siapa yang cepat, tapi siapa yang paling
cermat membaca peluang.
Penulis: Kanisia Emanuela Bantaika
No comments:
Post a Comment